Start Up adalah perusahan rintisan atau perusahaan yang baru berdiri. Namun, kian hari, dunia Start Up semakin berkembang. Bukan hanya dari segi jumlah tetapi juga variasi pelayanannya.
Di Indonesia saja, jumlah Start Up menyentuh angka lebih dari 8000, tertinggi ketiga di dunia.
Biasanya, ini didorong oleh tren digitalisasi industri. Banyak pelaku bisnis menyadari betapa pentingnya keberadaan teknologi digital bagi produk dan kelangsungan bisnis mereka.
Itu karena keunggulan teknologi digital yang memungkinkan mereka menjangkau calon konsumen yang lebih banyak. Sehingga perlahan omzet penjualan dapat meningkat secara pasti.
Situasi ini dimanfaatkan banyak Start Up dengan menawarkan jasa yang berbasis teknologi digital.
Terasa lebih efektif dan lebih efisien, jasa yang ditawarkan pun berhasil menggoda banyak pebisnis. Dari pebisnis kelas teri sampai pebisnis kelas kakap, semuanya beralih ke sistem ini.
Beberapa jenis start up
Meski sama-sama memaksimalkan peran teknologi, setiap Start Up punya target pasar masing-masing. Produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan calon konsumen. Beberapa jenis Start Up yang populer di Indonesia adalah:
- Fintech
Fintech adalah singkatan dari financial technology. Start Up bidang ini menawarkan pelayanan keuangan digital seperti pembayaran dan pinjaman. Contohnya OVO, Dana, Kredivo dan Link Aja. Keberadaan fintech amat memudahkan siapapun dalam bertransaksi. - Foodtech
Sesuai namanya, food technology adalah Start Up yang produk dan layananya adalah makanan. Sebagian menggunakan sistem cloud, dengan model B2B, namun sebagiannya lagi tidak. Yummy Corp, Kopi Kenangan, dan Jago Coffe adalah beberapa start up foodtech. - Edtech.
Edtech atau education technology merupakan Start Up yang menyasar target mereka yang ingin belajar secara formal maupun informal seperti sekolah, tenaga kependidikan, hingga profesionalDapat dikatakan, bidikan Edtech adalah mereka yang ingin mengupgrade skill atau pindah karir dengan mengambil course yang ditawarkan. Start up di bidang ini antara lain Ruang Guru, Revou, Purwadika School dan Zerone. - Health Tech.
Sektor kesehatan tak luput dari sorotan para pebisnis. Edukasi informasi dan pelayaan kesehatan yang berbasis digital meroket seiring meningkatnya pengguna internet. Apalagi situasi pandemi Covid-19 membuat start up di bidang ini naik daun. Beberapa jenis healt tech antara lain: halodoc, alodokter, klinik pintar, dan sehatQ. - Logistic.
Start up yang menggarap bidang logisitik di antaranya: J&T Express, Anteraja, Wahana hingga Lion Parcel. Misi utama berbagai start up ini jelas, yaitu layanan antar-jemput barang baik dari penjual ke penjual maupun penjual ke konsumen.
Tren Start Up ke depan
Lebih dari 200 juta orang Indonesia terhubung ke internet. Jumlah ini tentu sangat potensial jika dapat dimaksimalkan dengan baik oleh sebuah Start Up
Dengan kenyataan ini, perkembangan Start Up yang menawarkan pelayanan berbasis teknologi digital akan semakin baik pula.
Sektor hiburan, logistik, transportasi hingga pendidikan akan terus menjadi primadona bagi Start Up. Ini disebabkan situasi pandemi yang mengharuskan orang untuk terhubung secara online atau daring.
Potret merger yang dilakukan oleh Gojek dan Tokopedia menghasilkan valuasi USD 32 miliar atau setara Rp 450 triliun. Dapat dibaca, langkah ini bertujuan untuk melengkapi ekosistem pelayanan sehingga inverstor dan konsumen akan semakin nyaman.
Selain itu, kebijakan akusisi pun lazim dilakukan para start up. Hal ini lantaran konsep start up yang memang belum menemukan strategi absolut, seiring berjalannya waktu.
Contoh dari pendekatan ini antara lain adalah Warung Pintar, startup digital toko kelontong yang mengakuisisi Bizzy Digital, start up di bidang logisitik. Lalu, E-commerce Blibli.com yang mengakuisisi Ranch Market dan Fresh Market