Sederhananya, start up adalah perusahaan yang baru berdiri. Dapat dikatakan, perusahaan yang baru berumur 3-5 tahun dan memiliki karyawan tidak lebih dari 20 orang.
Karena bersifat baru, segala hal yang berkaitan dengannya tidak bersifat tetap dan kaku alias fleksibel.
Hal-hal itu seperti produk, layanan, konsumen, strategi, serta harga penjualan dari sebuah start up dapat berubah-ubah seiring waktu, menyesuaikan potensi pasar, perencanaan, dan kebijakan perusahaan yang sesungguhnya.
Namun, tahukah Anda? Sebetulnya, start up cukup diartikan sebagai perusahaan yang tengah berkembang, terlepas apapun jenis usaha dan peralatan yang digunakan.
Seiring waktu, pemahaman itu berubah. Kini start up lebih identik dengan perusahaan yang berbasis teknologi.
Jenis usahanya boleh berbeda-beda. Seperti start up di bidang produk makanan, perhiasan, kecantikan, pendidikan, sampai wisata.
Tetapi, yang pasti, semuanya punya kesamaan, yakni aktivitasnya memaksimalkan teknologi, khususnya teknologi digital.
Jadi, bukan hanya produknya yang bersifat teknologi, melainkan juga cara kerjanya. Beginilah sekarang start up dipahami.
Apalagi jika ditarik ke dalam satu dekade ke belakang, start up yang mengandalkan teknologi, khususnya teknologi digital kian menjamur di seluruh dunia.
Kenapa teknologi? Ini alasannya
Seiring berkembangnya teknologi, bentuk aktivitas manusia pun berubah. Dari yang bersifat manual beralih ke cara yang praktis.
Dalam bekerja, berbisnis, atau sekadar rutinitas harian, sampai memperoleh informasi yang remeh-temeh pun dilakukan dengan cara-cara yang ringkas.
Berbagai perubahan ini mengandalkan peran teknologi. Ini karena kegiatan apapun dianggap lebih efektif jika memaksimalkan fungsinya. Teknologi menawarkan hasil yang lebih memuaskan.
Kalau dengan cara yang lama sebuah pekerjaan memerlukan kekuatan tenaga atau otot, maka cara baru mengandalkan kelebihan sebuah mesin, alat, atau sistem yang berjalan secara otomatis
Dengan begini, tidak hanya waktu akan terasa lebih singkat dan hasil lebih banyak, tetapi juga kualitas segala menjadi lebih baik.
Itu sebabnya siapapun mulai beralih ke cara kerja yang berbasis teknologi, terlepas apakah dia seorang pebisnis yang memasarkan produknya, konsumen yang mencari barang atau jasa, komunitas relawan, apalagi lembaga besar selevel pemerintah.
Bagaimana Start Up muncul?
Startup Ranking mencatat jumlah start up di Indonesia mencapai 2331, tertinggi kelima di dunia, setelah Canada, United Kingdom, India, dan Amerika Serikat.
Data ini juga memperlihatkan Indonesia adalah negara dengan start up terbanyak di wilayah Asia, jauh melampaui negara-negara tetangga.
Ini menunjukkan besarnya potensi konsumen yang memanfaatkan keberadaan Start Up.
Beberapa jenis startup yang populer di Indonesia antara lain fintech, edtech, foodtech, dan biotech.
Namun, berbagai start up yang ada punya kesamaan motivasi, yaitu mengatasi permasalahan di masyarakat.
Dengan kata lain, kemunculan start up berawal dari adanya kesenjangan antara kebutuhan dan keinginan manusia.
Misalnya Mr. X ingin bepergian ke satu tempat dengan cepat dan praktis. Maka muncul start up transportasi online.
Atau Mrs. Y ingin mengirim barang ke kerabatnya tanpa harus beranjak dan menghabiskan waktu. Maka muncul start up logistik layanan antar-kirim barang.
Momen ini yang akhirnya disulap para pendiri start up.
Di mana ada permasalahan masyarakat yang harus di atasi, maka di situ muncul sebuah start up.